Mutiara. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

tugas soft skill yang pertama...


PENGALAMAN HIDUP IBU SUPARTINI..

Wanita hebat dalam keluarganya :)

          Hemmmm saya di berikan tugas softskill untuk mencari seorang tokoh untuk menayakan Pandangan Hidup dari sang tokoh...disini saya terinspirasi dari salah satu seorang ibu pedagang sayuran di pasar kemiri muka yang letaknya tak jauh dari kampus saya. Ibu ini memang terlihat sama seperti ibu lainnya mencari uang untuk menyambung hidup keluarganya. Ia berjualan sayuran,kebetulan di pasar tersebut memiliki 2 kios. Kios yang satunya di tempati oleh suaminya Bapak Kamino. Inii lah lebih lanjutnyaa wawancara saya J

inilah foto Ibu Supartini :)
 

Saya                       : Assalammualaikum Ibu, mav boleh saya mengganggu sebentar ??
Ibu Supartini        : Waalaikum salam dee..iah boleh de,gapapa koq ini juga Ibu lagi santai..
Saya                      : owh baik ibu kalo begitu,,boleh saya bertanya banyak kepada Ibu tentang kehidupan Ibu??
Ibu Supartini        : iah silakan dee mau bertanya apa saja kepada Ibu??
Saya                      :awal mula bagaiman hingga Ibu menjadi seperti sekarang ?
Ibu Supartini        : Jadi Ibu datang merantau ke Jakarta bersama Orangtua dan kedua adik Ibu, kemudian dulunya Ibu berjualan ikut saudara de, bantu-bantu aja. Setiap hari upah dari Ibu membantu di kumpulkan untuk modal berjualan, karena lebih enak mencari uang sendiri. Setelah uang terkumpul banyak Ibu mulai mencoba berjualan Bumbu dapur seperti kemiri, bawang putih, Ladah, ketumbar, jinten ,serta bahan-bahan lainnya yang ibu kemas dalam pelastik. Kemasan bumbu-bumbu itu Ibu titipkan ke warung-warung dan sebagian Ibu jual di pasar. Lama kelamaan Ibu mendapatkan untung yang lumayan, Ibu berfikir untuk berjualan yang lebih banyak macamnya. Kemudian selama Ibu berjualan ,Ibu bertemu lelaki yang berniat untuk menikahi Ibu yang menjadi suami Ibu sekarang. Setelah kami menikah suami saya berjualan bakso keliling tiap harinya dan saya masih berjualan bumbu dapur. Sekitar beberapa bulan untung uang dari penjualan bakso serta jualan Ibu dapat menjadi modal Ibu berjualan sayauran walau sedikit. Saat itu Ibu berjualan hanya bermodalkan terpal untuk menggelar berbagai macam sayuran yang sewaktu-waktu bisa saja digusur oleh Dinas Keamanan Pasar. Selama sekitar 3 tahun Ibu bertahan berjualan disana, Ibu akhirnya kena gusur. Setelah ibu di gusur Ibu langsung mencari cara untuk bagaimana melanjutkan usaha Ibu ini, sambil menunggu mendapatkan tempat Ibu membantu suami berjualan bakso. Dan lumayan sangat laris, hingga akhirnya kami dapat membeli kios yang sekarang Ibu tempati ini. Yah awalanya hanya satu kios saja, saat itu saya memiliki  1 anak perempuan sehinnga saya berjualan pagi pulang siang,dan suami saya berjualan sore, kami bergantain mengurusi anak kami. Kami tinggal di rumah kontrakan kecil dan kami belum memiliki apapun. Terasa sangat lelah ketika sehabis berjualan Ibu berbelanja sayauran menumpang mobil bak yang diisi dengan 4-5 orang penjual serta sayuran belanjaannya, sehingga sayuran kami di satukan dan kami yang memiiki barang tersebut harus duduk diatas sayuran-sayuran, karena tidak ada tempat untuk duduk. Yaa walaupun sangat mengerikan karena bisa saja kami terjatuh dengan resiko yang paling berat kami meninggal, namun mau bagaimana lagi karena Ibu belum punya kendaraan untuk belanja dee. Seiring waktu berjalan hingga akhirnya Ibu membeli kontrakan yang menjadi tempat tinggal menjadi rumah milik sendiri. Dan alhamdulillah Ibu dapat membeli speda motor untuk berbelanja dengan suami Ibu. Kemudian beberapa tahun kemudian jualan Ibu semakin laris saja, banyak orang yang berlengganan dengan Ibu hingga akhirnya suami Ibu berhenti berjualan bakso dan kemudian membantu Ibu di pasar. Semakin tahun semakin lumayan pendapatan Ibu dan akhirnya Ibu membeli 1 kios lagi untuk suami ibu berjualan sembako, karena para lengganan Ibu meminta Ibu untuk melengkapi bahan barang jualan Ibu,dan hasilnya pun lumayan hingga 10 tahun Ibu berjualan dapat memiliki mobil untuk berbelanja. Dan seiring waktu berjalan Ibu dapat seperti sekarang. Dan selama perjalanan tersebut ya Ibu merelakan tidak mengasuh anak Ibu, karena waktu dulu ketika anak-anak ibu masih kecil-kecil Ibu titipkan ke tetangga dan ada pembantu yang mengasuhnya, dan waktu Ibu berangkat kepasar jam 4 pagi. Anak-anak Ibu tentu belum bangun dan setealh Ibu berjualan di pasar langsung berbelanja pulang larut malam sekitar jam 10 malam, tentu anak-anak Ibu sudah tertidur. Terasa memang sangatlah menyedihkan karena mereka jarang mendapatkan kasih sayang seorang Ibu dan Bapaknya. ( Ibu supartini bercerita hingga meneteskan air mata).
Saya                      : mav Ibu jadi membuat Ibu menangis seperti itu. apakah rutinitas tersebut hingga sekarang Ibu jalani dan berapa jumlah anak Ibu sekarang ?
Ibu Supartini        : owh tidak apa-apa dee, ya saya sedikit mengenang saja perjalanan saya.. owh sekarang anak Ibu sudah 5 dan itu perempuan semua dee. Dan rutinitas Ibu sekarang sudah berbeda, sekarang kalau liburan anak Ibu ada yang suka membantu Ibu kepasar dan Ibu sekarang berbelanja malam hari dee, jam 1 malam ibu sudah pergi berbelanja dengan suami Ibu kemudian langsung berjualan hingga sore, sore sampai rumah Ibu langsung memasak untuk anak serta suami ibu. Setelah itu Ibu beristirahat sambil menunggu anak-anak Ibu pulang bekerja dan bersekolah dee. Yahh walaupun terkadang Ibu sudah tertidur meraka baru pulang. Masih saja seperti dulu Ibu jarang bertemu walau kami semua satu atap rumah.
Saya                      : owh Ibu memiliki 5 anak perempuan, dan bagaimana dengan pendidikan mereka bu?? Apa mereka bersekolah?
Ibu Supartini        : Alhamdulillah dee Ibu menyekolahkan semua anak Ibu, ke tiga anak Ibu sudah menjadi sarjana, anak ke empat ibu masih berkuliah untuk menjadi sarjana juga seperti kaka-kakanya, dan anak kelima Ibu masih bersekolah SMP. Yaa syukur alhamdulillah yang sudah sarjana sudah bekerja. Walaupun kedua orang tua mereka hanya bersekolah hingga kelas 2 SD, dan hanya berjualan sayuran di pasar. Ibu sanagat ingin anak-anak Ibu tidak bodoh seperti orangtuanya. Ibu dan suami ingin sekali melihat anak kami pintar menjadi orang yang berhasil, tidak seperti kami ini dee. Kami lakuakan bangun malam,pulang terkadang malam hingga tidak tahu perubahan setiap perkembangan anak kami hanya untuk menyekolahkan mereka. Yaa walaupun kami sangatlah ingin seperti orang tua lainnya. Dan alhamduliilah ke lima anak kami ini sangatlah nurut, tidak nakal seperti anak yang lainnya.
Saya                      : wah Ibu sangatlah wanita yang hebat, rela meninggalkan anak hanya untuk mencari uang untuk menyekolahkan mereka. Dan sekarang memang terbukti kita tidak akan menjadi apa-apa tanpa perjuangan orang tua sendiri. Dan bagaimana pandangan hidup bagi anda ??
Ibu Supartini        : Pandangan Hidup Ibu,, Ibu selama ini hanya memandang hidup untuk kebahagiaan anak-anak Ibu saja, Ibu akan terus berjuang demi kebahagiaan anak Ibu, Ibu reala bangun malam pulang malam hanya utuk mereka. Ibu hanya ingin mereka semua mendapatkan yang lebih baik dari kedua orang tuanya. Begitu saja menurut Ibu dee..
Saya                      : Jadi memang benar-benar ya Ibu sangatlah menyayangi anak-anak Ibu, hidup Ibu pun hanya untuk mereka, betapa bahagia dan bangganya anak-anak Ibu memiliki seorang Ibu seperti anda. Baiklah cukup sampai disini wawancara saya ,, saya sangat mengucapkan terima kasih ya bu untuk bantuannya dalam tugas saya ini. Dan semoga cita-cita Ibu dapat terwujud ya,semoga anak-anak Ibu sukses semuannya..amiin amin.
Terima kasih ya Ibu..
Ibu Supartini        : owh sama-sama dee, Ibu juga berterima kasih karena ade sudah mau mendengarkan cerita Ibu.. iah terimakasih juga atas doanya, amin semoga Allah mengabulkannya. Dan adik juga semoga sukses ya kuliahnya.
Saya                      : Iah Ibu terimakasih juga ya doanya, baik bu saya pamit pulang dulu yaa,,terima kasih.
Ibu Supartini        : iah hati-hati di jalan yaa..
Saya                      : Iah buu....

ini foto Ibu Supartini sedang berjualan 




dan ini foto Ibu Supartini sedang melayani pembeli yang ingin membayar..





ini foto saya ambil dari depan kios Ibu Supartini..




 
Ini foto saya dengan Ibu Supartini..

 
Dari wawancara saya bersama Ibu Supartini, saya mengambil suatu nilai dari pandangan hidup serta pengalamannya. ” Bahwa dalam hidup ini kita haruslah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dan lakukanlah semua itu dengan rasa Tulus dan Ikhlas.”
demikian hasil wawancara saya,semoga dapat bermanfaat. mav apabila ada kesalahan-kesalahan dan terimakasih :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar